Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW
bersabda: “....Dan demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya,
sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada aroma
minyak kasturi.” (Hadis Shahih diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
Penjelasan Hadis
Hadis ini menjelaskan tentang salah satu kemuliaan orang yang konsisten
menjalankan ibadah puasa yang diillustrasikan dengan wanginya aroma mulutnya di
sisi Allah SWT. Kalimat “sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi” menunjukkan
makna li at-takriim atau bentuk kemuliaan yang Allah SWT atas
perjuangan umat Islam dalam menahan haus dan dahaga sehingga menimbulkan aroma
tak sedap di mulut. Bau mulut tersebut bersumber dari uap lambung yang
kosong dari makanan, bukan berasal dari mulut secara total.
Syeikh Al Bujairimi dalam kitab Tuhfatul Habib ‘ala Syahril Khatib
menjelaskan bahwa kalimat “wangi di sisi Allah” tidak dipahami secara
fisik berdasarkan penciuman Allah, karena mustahil menyerupakan Allah dengan
makhluk-Nya. Namun hadis tersebut harus dipahami secara majazi sebagai isyarat
pujian dan ridha-Nya serta pahala yang lebih banyak di sisi Allah daripada
pahala orang yang memakai minyak kasturi pada shalat Jum’at atau hari raya.
Pendapat lain juga mengatakan bahwa aroma mulut orang yang berpuasa akan
tercium wangi di akhirat yang lebih wangi dari minyak kasturi sebagai tanda
golongan ahli puasa.
Atasi Bau Mulut Dengan Tilawah
Bagaimana tilawah dapat menghilangkan bau mulut saat berpuasa? Kita
mengetahui bahwa wahyu pertama kali diturunkan pada bulan Ramadhan.Tidak heran
bila Rasulullah SAWmemperbanyak volumetilawah Al-Qur’an di bulan ini
dibandingkan bulan-bulan lain. Bahkan, Malaikat Jibril pun turun langsung untuk
me-muraja’ah[menyimak] bacaan Al-Qur’an beliau. Oleh karenanya, umat
Islam dianjurkan untuk memperbanyak tilawah Al-Qur’an di bulan Ramadhan ini.
Saat berpuasa potensi bau mulutsangat besar.Penyebabnya bisa
bermacam-macam, salah satunya karena ketidak-aktifan proses pengunyahan.Kondisi
ini menyebabkan berkurangnya produksi air liur oleh kelenjar liur.Akibatnya,
rongga mulut menjadi kering. Jika air liur dalam rongga mulut berkurang, secara
otomatis proses pembersihan dalam mulut pun akan berkurang.
Kondisi berkurangnya produksi air liur oleh kelenjar liur serta berkurangnya
aliran air liur ke rongga mulut dapat diatasi dengan cara memancing pengaktifan
kelenjar air liur. Perlu diketahui, kelenjar air liur terletak di 3 (tiga)
posisi,yaitu:di bawah lidah, dekat telinga, dan di ujung rahang bawah. Untuk
mengaktifkan kelenjar air liur dan mengalirkannya ke rongga mulut harus
menggerakkan otot-otot lidah, bibir dan pipi. Cara praktis memancing
peningkatan aliran air liur ke rongga mulut adalah banyak minum air putih
ataupun mengunyah permen karet. Namun cara tersebut tidak mungkin dilakukan
ketika sedang berpuasa,tetapi dapat ditempuh dengan memperbanyak tilawah Al
Qur’an.
Bagaimana rasionalisasi tilawah Al Qur’an dalam mengatasi bau mulut? Dalam
ilmu tajwid dikenal istilah makharij al-huruf (tempat-tempat
keluarnya bunyi huruf) yang terdiri dari syafatain (dua
bibir), jauf (rongga mulut), lisan (lidah),
dan halqi (tenggorakan). Tilawah Al-Qur’an secara
tartil dengan melafalkan huruf sesuai dengan makhrajnya amat efektif dalam
mengaktifkan otot-otot lidah, bibir, dan pipi. Dengan aktifnya otot-otot
tersebut maka kelenjar liur yang terdapat di bawah lidah, dekat telinga, dan di
ujung rahang bawah akan aktif memproduksi air liur dan mengalirkannya ke dalam
rongga mulut. Bila aliran air liur ke dalam rongga mulut telah meningkat, maka
proses pembersihan secara mekanis juga akan terjadi, dan dapat mengurangi bau
mulut pada saat berpuasa.
Itulah salah satu kekuatan atau power Al Qur’an yang menjadi
solusi dalam mengatasi perubahan aroma mulut ketika berpuasa. Oleh karena itu,
saat berpuasa di bulan Ramadhan ini hendaklah kita memperbanyak membaca Al
Qur’an di siang dan malam hari karena Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al
Qur’an. Demikian pula, kitatetap menjaga kebersihan mulutdengan bersiwak atau
menggosok gigi, bukan malah membiarkan bau dan malas membersihkannya dengan
dalih hadis ini.
Demikian semoga bermanfaat.
H. Subhan Nur, Lc, M.Ag
(Kepala Seksi Pengembangan Metode dan
Materi Dakwah Dit. Penerangan Agama Islam)
Sumber : Bimas Islam Kemenag RI
Tags:
Stay At Home