Hadis Harian13: The Power Of Tilawah, Menghilangkan Bau Mulut


Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “....Dan demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada aroma minyak kasturi.” (Hadis Shahih diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).

Penjelasan Hadis
Hadis ini menjelaskan tentang salah satu kemuliaan orang yang konsisten menjalankan ibadah puasa yang diillustrasikan dengan wanginya aroma mulutnya di sisi Allah SWT. Kalimat “sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi” menunjukkan makna li at-takriim atau bentuk kemuliaan yang Allah SWT atas perjuangan umat Islam dalam menahan haus dan dahaga sehingga menimbulkan aroma tak sedap di mulut. Bau  mulut tersebut bersumber dari uap lambung yang kosong dari makanan, bukan berasal dari mulut secara total.
Syeikh Al Bujairimi dalam kitab Tuhfatul Habib ‘ala Syahril Khatib menjelaskan bahwa kalimat “wangi di sisi Allah” tidak dipahami secara fisik berdasarkan penciuman Allah, karena mustahil menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya. Namun hadis tersebut harus dipahami secara majazi sebagai isyarat pujian dan ridha-Nya serta pahala yang lebih banyak di sisi Allah daripada pahala orang yang memakai minyak kasturi pada shalat Jum’at atau hari raya. Pendapat lain juga mengatakan bahwa aroma mulut orang yang berpuasa akan tercium wangi di akhirat yang lebih wangi dari minyak kasturi sebagai tanda golongan ahli puasa.
Atasi Bau Mulut Dengan Tilawah
Bagaimana tilawah dapat menghilangkan bau mulut saat berpuasa? Kita mengetahui bahwa wahyu pertama kali diturunkan pada bulan Ramadhan.Tidak heran bila Rasulullah SAWmemperbanyak volumetilawah Al-Qur’an di bulan ini dibandingkan bulan-bulan lain. Bahkan, Malaikat Jibril pun turun langsung untuk me-muraja’ah[menyimak] bacaan Al-Qur’an beliau. Oleh karenanya, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak tilawah Al-Qur’an di bulan Ramadhan ini.
Saat berpuasa potensi bau mulutsangat besar.Penyebabnya bisa bermacam-macam, salah satunya karena ketidak-aktifan proses pengunyahan.Kondisi ini menyebabkan berkurangnya produksi air liur oleh kelenjar liur.Akibatnya, rongga mulut menjadi kering. Jika air liur dalam rongga mulut berkurang, secara otomatis proses pembersihan dalam mulut pun akan berkurang.
Kondisi berkurangnya produksi air liur oleh kelenjar liur serta berkurangnya aliran air liur ke rongga mulut dapat diatasi dengan cara memancing pengaktifan kelenjar air liur. Perlu diketahui, kelenjar air liur terletak di 3 (tiga) posisi,yaitu:di bawah lidah, dekat telinga, dan di ujung rahang bawah. Untuk mengaktifkan kelenjar air liur dan mengalirkannya ke rongga mulut harus menggerakkan otot-otot lidah, bibir dan pipi. Cara praktis memancing peningkatan aliran air liur ke rongga mulut adalah banyak minum air putih ataupun mengunyah permen karet. Namun cara tersebut tidak mungkin dilakukan ketika sedang berpuasa,tetapi dapat ditempuh dengan memperbanyak tilawah Al Qur’an.
Bagaimana rasionalisasi tilawah Al Qur’an dalam mengatasi bau mulut? Dalam ilmu tajwid dikenal istilah makharij al-huruf (tempat-tempat keluarnya bunyi huruf) yang terdiri dari syafatain (dua bibir), jauf (rongga mulut), lisan (lidah), dan halqi (tenggorakan). Tilawah Al-Qur’an secara tartil dengan melafalkan huruf sesuai dengan makhrajnya amat efektif dalam mengaktifkan otot-otot lidah, bibir, dan pipi. Dengan aktifnya otot-otot tersebut maka kelenjar liur yang terdapat di bawah lidah, dekat telinga, dan di ujung rahang bawah akan aktif memproduksi air liur dan mengalirkannya ke dalam rongga mulut. Bila aliran air liur ke dalam rongga mulut telah meningkat, maka proses pembersihan secara mekanis juga akan terjadi, dan dapat mengurangi bau mulut pada saat berpuasa.
Itulah salah satu kekuatan atau power Al Qur’an yang menjadi solusi dalam mengatasi perubahan aroma mulut ketika berpuasa. Oleh karena itu, saat berpuasa di bulan Ramadhan ini hendaklah kita memperbanyak membaca Al Qur’an di siang dan malam hari karena Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Qur’an. Demikian pula, kitatetap menjaga kebersihan mulutdengan bersiwak atau menggosok gigi, bukan malah membiarkan bau dan malas membersihkannya dengan dalih hadis ini.

Demikian semoga bermanfaat.
H. Subhan Nur, Lc, M.Ag
(Kepala Seksi Pengembangan Metode dan Materi Dakwah Dit. Penerangan Agama Islam)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama