Penghulu dan Karya Tulisnya
Oleh
: Drs. H. Muklis, M.Ag
Peringatan
Hari Amal Bakti tahun 2021 yang telah kita lalui dengan mengusung tema “Indonesia Rukun”, tema ini sejalan
dengan semangat nasional yang menempatkan kerukunan umat beragama sebagai salah
satu modal bangsa ini untuk maju. Tanpa kerukunan, akan sukar menggapai
cita-cita besar bangsa agar sejajar dengan bangsa lain di dunia. Salah satu
kegiatan dalam rangka peringatan Hari Amal Bakti ke-75, di Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Banyuwangi diadakan berbagai macam lomba yang dilakukan secara online. Hal ini mengingat pandemi covid-19 membuat kita tidak leluasa
untuk melakukan kegiatan dengan cara tatap muka.
Berbagai kegiatan lomba diadakan s
ecara online yang diikuti oleh ASN pada kementerian Agama, Guru Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum maupun pelajar madrasah yang tak kalah meriahnya dengan kegiatan Hari Amal Bakti pada tahun sebelumnya. Pada tahun ini berbagai loomba yang dilaksanakan seperti baca puisi, video pembelajaran, ceramah agama Budha, menyanyikan Mazmur dan menulis esai yang semuanya dilakukan secara online, juga olimpiade matematika yang dipadukan dengan materi pelajaran lainnya dari tingkat MI, MTs, dan MA.
Untuk
pertama kalinya dalam rangka HAB Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi
diadakan lomba esai, baik tingkat Pelajar maupun ASN yang sangat ngeman jika harus berlalu begitu saja.
Karenanya perlu pengembangan berkelanjutan untuk peningkatan kualitas ASN
(terutama fungsional) pada kementerian agama. Peningkatan mutu karya tulis ini
penting dilakukan dengan mengingat karya tulislah yang menjadi salah satu
rujukan atau dapat dijadikan pembanding dalam permasalahan.
Peningkatan
kemampuan menulis sangat dibutuhkan, dengan menulis yang baik akan terjadi
transfer knowlegde yang baik, yang
mampu mendukung pengembangan kompetensi, baik bagi penulis itu sendiri maupun
bagi instansi, terlebih bagi ASN yang menempati Jabatan Fungsional Tertentu
seperti Guru, Pengawas, Penyuluh Agama, Penghulu dan Jabatan funfsional
tertentu lainnya yang mengharuskan output
karya tulis untuk mengembangkan profesinya. Hal ini penting dengan mengingat
masalah yang dihadapi semakin kompleks. Lomba penulisan
Esai yang digelar di beberapa even dimaksudkan untuk
melakukan kebiasaan berpikir para pelajar dan ASN pada Kementerian Agama yang
diikuti oleh sebuah proses membaca, menulis dan pada akhirnya apa yang
dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan karya, baik
dalam bentuk esai, cerpen, puisi, maupun bentuk karya tulis lainnya, karena selain
menulis, membaca adalah salah satu bentuk literasi dasar.
Dalam menjalani aktivitas birokrasi,
setiap ASN hendaknya memiliki budaya literasi yang baik, hal ini ditandai
dengan gemar membaca dan menulis, begitu juga dengan para pelajar di madrasah.
Aktivitas membaca dan menulis adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang harus
mau membaca jika ingin menulis, membaca adalah memasukkan kata-kata ke dalam
pikiran, sementara menulis adalah menuangkan pikiran dalam bentuk
tulisan.
Di era digital seperti saat ini, literasi digital
penting dalam rangka mewujudkan digitalisasi pemerintahan melalui
pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial
inteligence), karenanya berbagai kegiatan
dilakukan sebagai wujud bahwa Kementerian Agama akan terus melakukan berbagai
upaya pembangunan di bidang keagamaan yang merupakan tugas pokok dalam
menyelenggarakan urusan di bidang keagamaan dalam pemerintahan melalui
pengembangan literasi yang dalam hal ini adalah pengembangan karya tulis.
Penghulu sebagai salah satu jabatan fungsional yag ada pada Kementterian
Agama, nmerupakan jabatan yang bersentuhan langsung dengan hukum keluarga
(pernikahan) yang menjadi dasar akibat hukum selanjutnya, baik asal usul anak
maupun hukum waris. Hal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan untuk
menempatkan seseorang yang menjabat sebagai seorang penghulu merupakan pegawai
pilihan yang harus melewati berbagai persaratan untuk dapat ditetapkan dalam
jabatan tersebut.
Sebagaimana termaktub dalam ketentuan peran dan
fungsi KUA di Kementerian Agama fungsi KUA tidak hanya melayani peristiwa nikah
namun juga dalam menyelenggaakan statistik dan dokumentasi. Selain itu juga
menyelenggarakan tata persuratan dan kearsipan. Namun ada hal penting lainnya
yakni membina masjid, zakat, wakaf, baitul maal dan ibadah sosial, kependudukan
dan pengembangan keluarga sakinah. Kegiatan tersebut tidak lepas dari
penerapan hukum muamalah yang harus dikuasai oleh para pelaku yang diberi tugas
khusus untuk itu, yang dalam hal ini adalah penghulu yang diberi tugas tambahan
sebagai Kepala KUA Kecamatan.
Penerapan hukum pernikahan tersebut tidak terlepas dari
berbagai masalah masalah yang seringkali timbul secara tidak terduga, yang
belum pernah ditemui sebelumnya, karenannya diperlukan berbagai upaya dalam
peningkatan mutu para penghulu dengan berbagai keilmuan yang berkaitan dengan
tugas dan tanggung jawabnya, sehingga tidak akan keliru ketika berhadapan
dengan penerapan hukum yang belum terjadi sebelumnya, atau aturan yang
berkaitan dengan hal tersebut sedikit kurang tegas yang mengakibatkan perbedaan
penafsiran dikalangan parra penhulu.
Pengalaman dalam menjalankan tugas para penghulu tersebut
hanya berlaalu begitu saja jika tidak dituangkan dalam bentuk karya tulis, baik
dibukukan maupun diunggah dalam media online. Hal ini dimaksudkan agar pengalaman
dalam menjalankan tugas tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu khasanah
dalam menambah wawasan dan keilmuan bagi penghulu lainnya, karena tidak menutup
kemungkinan penghulu lain juga berhadapan dengan problem yang hampir sama
ketika menjalankan sedang menjalankan tugas. Dengan
membuat karya tulis ilmiah tidak hanya meningkatkan daya ilmu kritis dan
wawasan pengetahuan KUA, namun penyusunan karya tulis ilmiah juga termasuk
dalam pengembangan profesi bagi para penghulu. Dengan membuat karya tulis ilmiah, selain merupakan prasarat PAK nya, dengan
membuat karya tulis ilmiah penghulu akan dapat menampilkan sebuah permasalahan,
pendalaman maupun mencarikan solusi terhadap permasalahan yang ditampilkan.
Karenanya karya tulis bagi seorang yang menjabat sebagai seorrang penghulu
merupakan keniscayaan.
*Penulis adalah Kasi Bimas Islam Kemenag Kab.
Banyuwangi