Agama adalah Nasihat: Makna dan Implementasi dalam Kehidupan

 

Agama adalah Nasihat: Makna dan Implementasi dalam Kehidupan

Oleh Chaironi Hidayat

Agama dalam Islam bukan sekadar sistem kepercayaan, tetapi juga pedoman hidup yang menuntun manusia dalam menjalani kehidupan dengan kebaikan dan ketulusan. Salah satu konsep utama dalam Islam adalah nasihat. Rasulullah SAW bersabda:

"Agama itu adalah nasihat."

Hadis ini diriwayatkan dalam Shahih Muslim, menunjukkan bahwa agama tidak hanya berkaitan dengan ritual ibadah, tetapi juga tentang bagaimana manusia saling menasihati dalam kebaikan. Hadis ini diungkapkan oleh seorang sahabat yang jarang dikenal, Abi Rukoyyah Tamim Ad-Dari, seorang mantan pendeta Nasrani dari Palestina yang kemudian masuk Islam dan menjadi sahabat Nabi.

Kisah hidupnya menarik, karena menunjukkan bagaimana ketulusan dalam mencari kebenaran bisa membimbing seseorang kepada Islam. Beliau sangat dekat dengan Rasulullah dan memiliki keistimewaan luar biasa dalam ibadah, seperti tidak pernah meninggalkan tahajud dan mampu mengkhatamkan Al-Qur'an dalam satu rakaat shalatnya. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai orang pertama yang mengenalkan penggunaan minyak sebagai penerangan di Masjid Nabawi.

Makna Nasihat dalam Islam

Nasihat dalam Islam bukan sekadar kata-kata atau kritik terhadap orang lain, tetapi memiliki dua makna utama:

  1. Menghendaki kebaikan bagi orang lain
    Nasihat yang benar adalah yang didasarkan pada keinginan tulus agar orang lain menjadi lebih baik. Jika seseorang menasihati temannya agar lebih rajin beribadah, atau agar segera menikah untuk menjaga kehormatan, itu adalah nasihat yang baik.

    Sebaliknya, banyak orang yang mengaku memberi nasihat tetapi sebenarnya hanya ingin mempermalukan orang lain. Contoh buruk adalah ketika seseorang membicarakan kesalahan orang lain di depan umum, sehingga niatnya bukan untuk memperbaiki tetapi untuk mempermalukan. Rasulullah mengajarkan bahwa nasihat yang benar harus dilakukan dengan cara yang baik dan tidak menyakiti orang lain.

  2. Ketulusan dan keikhlasan
    Kata "nasihat" juga bermakna kemurnian atau ketulusan, seperti madu yang sudah diperas dan dipisahkan dari kotorannya. Nasihat yang diberikan haruslah ikhlas, tanpa ada niat tersembunyi seperti ingin dianggap lebih baik atau lebih berilmu.

Nasihat dalam Hubungan dengan Allah, Rasul, dan Sesama

Hadis Rasulullah menyebutkan bahwa agama adalah nasihat, dan ketika para sahabat bertanya "Untuk siapa?", beliau menjawab:

  1. Untuk Allah
    Maksudnya adalah memiliki keimanan yang tulus kepada Allah, tidak menyekutukan-Nya, dan berserah diri hanya kepada-Nya. Banyak orang yang lebih percaya kepada hal-hal duniawi daripada kepada Allah.

    Contohnya, ketika seseorang naik pesawat, ia percaya bahwa pilot dan pabrik pesawat telah membuat pesawat itu aman, sehingga ia bisa tidur nyenyak. Namun, ketika menghadapi masalah ekonomi, ia justru khawatir dan tidak yakin bahwa Allah akan memberikan rezeki. Sikap seperti ini menunjukkan bahwa terkadang kita lebih bertawakal kepada manusia daripada kepada Allah.

  2. Untuk Kitab-Nya (Al-Qur’an)
    Mencintai Al-Qur’an berarti membaca, memahami, dan mengamalkan isinya. Rasulullah bersabda bahwa orang yang mencintai Al-Qur’an akan mendapatkan cahaya dalam kehidupannya. Namun, di zaman sekarang, banyak orang yang lebih sering membaca media sosial daripada Al-Qur’an, yang seharusnya menjadi pedoman hidup utama.

  3. Untuk Rasulullah
    Mencintai Rasulullah berarti mengikuti ajaran dan sunnahnya. Di masa Nabi, para sahabat mencintainya dengan luar biasa, bahkan lebih dari diri mereka sendiri. Ada banyak kisah yang menggambarkan betapa sahabat mengagumi Rasulullah, hingga mereka meniru setiap gerak-geriknya.

    Contohnya, seorang sahabat pernah melihat Rasulullah membungkuk di satu tempat untuk mengambil sesuatu yang jatuh. Sejak saat itu, setiap kali ia melewati tempat yang sama, ia juga membungkuk meskipun tidak ada apa-apa, hanya karena ingin mengikuti Rasulullah. Suatu hari, ketika terjadi peperangan, anak panah melesat ke arahnya, tetapi karena ia membungkuk di tempat itu, anak panah tersebut meleset. Ini adalah contoh bagaimana mengikuti Rasulullah bisa membawa keberkahan.

  4. Untuk Pemimpin Kaum Muslimin
    Islam mengajarkan agar kita memberikan nasihat kepada pemimpin dengan cara yang baik. Mengkritik pemimpin boleh, tetapi harus dilakukan dengan adab dan tujuan yang jelas, yaitu untuk kebaikan bersama. Jika kritik hanya bertujuan untuk menjatuhkan atau mempermalukan, itu bukanlah nasihat, tetapi fitnah.

  5. Untuk Sesama Muslim
    Nasihat yang baik akan menciptakan hubungan harmonis antara sesama Muslim. Jika kita melihat saudara kita melakukan kesalahan, kita harus menegurnya dengan cara yang baik. Misalnya, jika ada tetangga yang jarang shalat, lebih baik menasihatinya secara pribadi daripada mempermalukannya di depan orang banyak.

    Selain itu, seorang Muslim tidak boleh senang melihat orang lain menderita. Jika ada seseorang yang tidak kita sukai, lalu ia mengalami kesulitan, kita seharusnya tidak bahagia atas penderitaannya. Sebab, Islam mengajarkan untuk saling mendoakan dan mendukung dalam kebaikan.

Nasihat dalam Kehidupan Sehari-hari 

Hadis ini memberikan pelajaran bahwa agama adalah tentang keikhlasan dan kebaikan kepada sesama. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengamalkan konsep ini dengan cara:

  • Menjaga lisan agar tidak menyakiti orang lain.
  • Menyampaikan kritik atau masukan dengan cara yang baik.
  • Tidak menyebarkan aib orang lain.
  • Berusaha selalu berpikir positif dan menginginkan kebaikan bagi semua orang.

Kesimpulan

Islam mengajarkan bahwa agama adalah nasihat, yaitu upaya untuk membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain dengan cara yang penuh ketulusan. Nasihat ini berlaku dalam hubungan kita dengan Allah, Rasulullah, pemimpin, dan sesama manusia.

Seorang Muslim yang baik adalah yang selalu menginginkan kebaikan untuk orang lain, bukan yang senang melihat orang lain jatuh. Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang selalu menasihati dengan baik, ikhlas, dan penuh kasih sayang, sehingga kehidupan kita menjadi lebih berkah dan bermanfaat.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama