Pemahaman Bid'ah dalam Islam

 Pemahaman Bid'ah dalam Islam

Oleh Chaironi Hidayat

Dalam kehidupan beragama, pemahaman yang benar mengenai ajaran Islam sangat penting untuk menjaga persatuan umat. Salah satu konsep yang sering menjadi perdebatan adalah bid'ah. Bid'ah kerap kali disalahartikan dan digunakan sebagai alat untuk menghakimi amalan tertentu, padahal pemahaman yang benar akan konsep ini dapat membantu kita untuk lebih bijak dalam menyikapi perbedaan.

Hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan kami yang bukan bagian darinya, maka hal itu tertolak." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menjadi dasar bagi para ulama dalam menentukan apakah suatu amalan tergolong bid'ah atau tidak.

Namun, para ulama juga membagi bid'ah menjadi dua kategori utama, yaitu bid'ah yang sesat (bid'ah dhalalah) dan bid'ah yang terpuji (bid'ah hasanah). Pembagian ini didasarkan pada apakah suatu amalan bertentangan dengan syariat atau justru mendukung dan memperkuat nilai-nilai Islam.

Perbedaan Pendapat tentang Usia Aisyah saat Menikah

Salah satu perdebatan dalam sejarah Islam adalah usia Sayyidah Aisyah saat menikah dengan Rasulullah. Riwayat umum menyebutkan bahwa Aisyah dinikahi pada usia enam tahun dan mulai hidup bersama Nabi pada usia sembilan tahun. Namun, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa usia Aisyah saat menikah adalah sekitar 15 hingga 18 tahun. Pendapat ini lebih diterima oleh sebagian ulama karena didukung oleh perhitungan historis yang lebih rasional.

Kehidupan rumah tangga Rasulullah mengajarkan banyak pelajaran berharga bagi umat Islam. Rasulullah menikahi Khadijah yang jauh lebih tua darinya, Saudah yang sudah berusia lanjut, serta Aisyah yang memiliki kecerdasan luar biasa. Aisyah dikenal sebagai istri yang cerdas, pencemburu, dan memiliki kontribusi besar dalam periwayatan hadis. Rasulullah selalu mengutamakan kasih sayang dalam rumah tangganya, bahkan ketika menghadapi kecemburuan di antara istri-istrinya.

Menjaga Persatuan dalam Perbedaan

Salah satu tantangan terbesar dalam dunia Islam saat ini adalah perbedaan pemahaman dalam praktik ibadah. Banyak perbedaan terjadi dalam masalah furu’iyyah (cabang-cabang agama), seperti jumlah rakaat tarawih atau bentuk wirid setelah shalat. Sayangnya, perbedaan ini sering kali dijadikan alasan untuk saling menyalahkan dan memperlebar jurang perpecahan di antara umat Islam.

Islam menekankan pentingnya menjaga persatuan dan saling menghormati dalam perbedaan. Rasulullah bersabda, "Perbedaan di antara umatku adalah rahmat." Oleh karena itu, dalam menyikapi perbedaan praktik ibadah, seharusnya kita lebih mengedepankan toleransi dan sikap saling menghormati.



Islam bukan hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga hubungan sosial di antara sesama manusia. Kesopanan, etika, dan adab dalam bermasyarakat menjadi bagian penting dalam ajaran Islam. Sebagai contoh, dalam konteks shalat berjamaah, penting untuk memperhatikan kenyamanan jamaah lain. Seorang Muslim yang beribadah seharusnya tidak mengganggu orang lain, seperti dengan membaca Al-Qur’an dengan suara terlalu keras saat ada orang yang sedang beristirahat.

Di beberapa daerah, budaya dan kebiasaan sosial sering kali berpengaruh terhadap cara seseorang menjalankan ibadah. Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan antara keteguhan dalam menjalankan ajaran agama dengan menghormati norma sosial yang berlaku di lingkungan sekitar.


Agama Islam mengajarkan keseimbangan antara ibadah dan kehidupan sosial. Pemahaman yang benar mengenai bid'ah dapat membantu kita menghindari perpecahan dan lebih bijak dalam menyikapi perbedaan. Selain itu, meneladani kehidupan Rasulullah dalam rumah tangga dan interaksi sosial dapat menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Islam seharusnya menjadi sumber ketenangan dan kebahagiaan, bukan menjadi penyebab perpecahan dan pertikaian. Oleh karena itu, marilah kita mengedepankan sikap saling menghormati dan menjadikan Islam sebagai agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama