Srono, 22 April 2025 — Dalam upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dalam kehidupan rumah tangga, Kantor Urusan Agama (KUA) Srono bekerja sama dengan tiga Puskesmas (PKM) di wilayah Kecamatan Srono menggelar kegiatan Bimbingan Calon Pengantin.
Kegiatan ini diikuti oleh para calon pengantin yang akan melangsungkan akad nikah di wilayah kerja KUA Srono, dan dilaksanakan sebagai bagian dari pelayanan terpadu antara lembaga keagamaan dan layanan kesehatan.
Acara secara resmi dibuka oleh H. Amin Maki, Kepala KUA Srono. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya sinergi antara KUA dan puskesmas dalam rangka memberikan pelayanan menyeluruh kepada masyarakat.
“Kami berharap kolaborasi ini terus berjalan dan bahkan semakin diperkuat. Kesehatan reproduksi dan kesiapan mental adalah fondasi penting bagi rumah tangga yang harmonis dan sehat,” ujar H. Amin Maki.
Materi pertama disampaikan oleh Badrul Komari, Penyuluh Agama Islam KUA Srono. Ia menekankan pentingnya kesiapan mental dalam menghadapi kehidupan pernikahan.
“Pernikahan adalah peristiwa sakral yang tidak boleh dianggap sepele. Kesiapan mental menjadi mutlak karena ini adalah perjalanan panjang, bukan hanya seremoni satu hari,” terang Badrul.
Ia juga mengajak para calon pengantin laki-laki untuk berlatih melafalkan akad nikah, satu per satu, di hadapan peserta lain.
“Lafal akad terlihat mudah, tapi pada hari H banyak yang mendadak gugup. Karena itu, kita latih sejak dini untuk menghindari kesalahan saat prosesi sakral tersebut,” tambahnya sambil mempraktikkan contoh lafal yang benar.
Sesi kedua diisi oleh Hj. Rofiqoh, perwakilan dari salah satu Puskesmas. Ia memfokuskan materinya pada pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, terutama bagi pasangan pengantin baru.
“Menjaga kebersihan alat vital sangat penting untuk mencegah infeksi dan penyakit. Jangan ragu untuk konsultasi ke dokter atau puskesmas terdekat bila ada keluhan, termasuk saat awal kehamilan,” ujar Hj. Rofiqoh.
Ia juga mengajak peserta untuk lebih terbuka dalam hal kesehatan dan menghilangkan rasa malu saat berbicara tentang isu reproduksi demi terciptanya keluarga yang sehat.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan tetapi juga membuka ruang dialog antara calon pengantin dengan penyuluh dan tenaga medis. Diharapkan, program seperti ini dapat menjadi agenda rutin untuk mendukung lahirnya keluarga Indonesia yang sakinah, mawaddah, dan warahmah—baik secara fisik, mental, maupun spiritual. (idear)